Laporan
Praktikum Hari/Tanggal : Sabtu / 8 Oktober 2011
Mikrobiologi Waktu : 11.00 WIB
PJP : Rina Martini, M.Si
Asisten : 1. Harry Noviardi, M.Si
2. M. Arif, S.Si
PEWARNAAN GRAM DAN PEWARAAN SPORA
Kelompok 4
Novalia
Lorenta (J3L110055)
PROGRAM KEAHLIAN
ANALISIS KIMIA
DIREKTORAT
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011/2012
Pendahuluan
Bakteri memiliki beberapa bentuk
yaitu basil (tongkat), kokus, dan spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat
maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya
yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan pada kokus dibagi
monokokus (satu buah bakteri berbentuk kotak), diplococcus, sampai
staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur. Khusus pada spirul hanya dibagi 2
yaitu setengah melengkung dan tidak melengkung.
Bakteri untuk mempermudah dilihat
dengan diwarnai. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi
empat macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan
diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad-
jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan
tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur
pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikrobae atau
bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan
pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat
membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah
pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul.
Bakteri juga dapat dibedakan melalui
teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna
merah dan ungu. Yang dimaksud dengan bakteri terwarnai adalah oganisme yang
telah diwarnai dengan zat pewarna kimia agar mudah dilihat dan dipelajari (Volk
dan Whleer 1998). Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan
yang positif berwarna merah. Selain itu, ada endospore yang bisa diwarnai.
Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang stres karena kurang
nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut di lingkungan sampai
kondisi menjadi baik. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga
kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat warna
memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi yang
mengandung zat pati dan granula fosfat.
Tujuan
Praktikum
bertujuan melakukan pewarnaan gram dan pewarnaan spora.
Alat dan
bahan
Alat
yang digunakan ialah mikroskop, kaca preparat, botol semprot alkohol,bak
pembuangan.
Bahan
yang digunakan ialah suspensi mikroba, pewarna safranin, kristal ungu, iodine,
alkohol 98%, dan malasit.
Prosedur
kerja
Pewarnaan
gram dilakukan dengan memberi suspensi bakteri diatas kaca preparat. Setelah
itu beri pewarna kristal ungu dan dibiarkan selama 1 menit. Setelah itu dibilas
dengan aqudes dan diberi iodine serta difiksasi
serta biarkan selama 30 detik. Bakteri dicuci dengan menggunakan alkohol
98% dengan cara mengalirkan tidak tepat diatas bakteri. Kemudian diberi pewarna
safranin dan ditunggu hingga 30 detik dan cuci kembali dengan alkohol serta
dilakukan fiksasi untuk segera dilakukan pengamatan.
Pewarnaan
spora dilakukan dengan diberi pewaraan malasit green dan difiksasi diatas api
bunsen. Selelah itu bakteri dicuci dengan alkohol. Selanjutnya bakteri diberi
warna safranin dan dibiarkan selama 30 detik dan dicci kembali serta kering
udarakan segera siap diamati.
Data dan Pengamatan
Tabel
1 hasil pengamatan bakteri dan spora pada 5 tabung yang berbeda
No
|
Sampel
|
Gram
|
Morfologi sel
|
Penataan sel
|
spora
|
1
|
Tabung 1
|
-
|
Basil
|
Diplobacilus
|
+
|
2
|
Tabung 2
|
-
|
Basil
|
Diplobacilus
|
+
|
3
|
Tabung 3
|
-
|
Basil
|
Streptobacilus
|
+
|
4
|
Tabung 4
|
+
|
Basil
|
Diplobacilus
|
+
|
5
|
Tabung 5
|
-
|
Basil
|
streptobacilus
|
+
|
Sampel
|
Gambar bakteri pewarnaan Gram
|
Gambar spora
|
Tabung 1
|
|
|
Tabung 2
|
|
|
Tabung 3
|
|
|
Tabung 4
|
|
|
Tabung 5
|
|
|
Pembahasan
Pewarnaan Bakteri dilakukan
mengidentifikasi bentuk kedelapa bakteri tersebut dan termasuk dalam bakteri
gram positif atau negatif dan letak endosporanya. Proses perwarnaan dilakukan
dengan membersihkan gelas objek dan alkohol 98% untuk sterilisasi agar tidak
kontaminasi. Kemudian difiksasi di atas api bunsen yang bertujuan untuk
membunuh bakteri secara cepat dengan tidak merubah bentuk dan struktur bakteri,
melekatkan bakteri di atas objek gelas dan meningkatkan sifat salinitas
pewarna. Proses pewarnaan bakteri dengan cara diberi pewarna kristal ungu. Setelah
perlakuan pewarnaan, preparat selalu dicuci dengan air mengalir dan
dikeringanginkan. Selanjutnya bakteri yang mengandung kristal violet yang
berwarna ungu merupakan cat primer yang akan mewarnai bakteri, pewarnaan
dilakukan 1 menit agar cat ini dapat melekat sempurna pada dinding bakteri. Bakteri
selanjutnya diberi iodin merupakan cat mordan yang berfungsi melekatkan atau
memfiksasi cat primer yang diserap bakteri, dilakukan selama 1 menit agar pengikatan
warna oleh bakteri menjadi lebih kuat. Bakteri diberi alkohol sehingga tidak
berwarna dan berfungsi untuk melunturkan cat sebelumnya, dilakukan selama 1
menit agar cat dapat luntur secara sempurna dan tidak ada yang tersisa. Berikutnya
diberi pewarna safranin sehingga bewarna merah yang merupakan cat sekunder,
dilakukan selama 30 detik agar bakteri yang catnya telah luntur dapat
terwarnai. Pencucian dengan air mengalir dimaksudkan agar cat dapat hilang
secara sempurna dan tidak tersisa, dikeringanginkan bertujuan agar warna
melekat pada bakteri dan segera kering sehingga bila diwarnai lagi warna
sebelumnya tidak tercampur dengan warna yang baru. Kemudian dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 1000 x agar dapat mengamati bentuk dan warna sel
bakteri. Bakteri gram positif akan berwarna ungu, sedangkan bakteri gram
negatif akan berwarna merah.
Contoh bakteri gram posittif
contoh bakteri gram negatif
Proses pewarnaan endospora dilakukan
setelah fiksasi dan setelah dibuat apusan preparat. Kemudian preparat digenangi
malakit hijau yang berfungsi sebagai pewarna primer yang digunakan untuk
melumuri fiksasi panas dan dipanaskan sampai menggepul. Preparat dipanaskan di
atas penangas air mendidih sampai timbul uap air (10 menit) bertujuan membantu
warna menembus dinding endospora dan dijaga jangan sampai pewarna kering. Kemudian
dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan bertujuan menghilangkan malakit
hijau dari seluruh bagian sel endospora. Pewarnaaan dengan safrani (1-2 menit)
bertujuan sebagai counterstain yang digunakan untuk melumuri bagian warna dari
sel yang lain daripada endospora. Kemudian dicuci dengan air mengalir agar
warna safranin luntur dan dikeringanginkan agar warna cepat kering.
Pada pengamatan dengan menggunakan
mikroskop nampak Bacillus pada semua sampel berbentuk basil (batang) dan
merupakan bakteri gram negatif tetapi da sampel nomor 4 positif. Selain itu
penataan bakeri pada sampel 1, 2, dan 4 memilki penataan selnya diplobacilus
sedangkan 3 dan 5 memiliki penataan selnya streptobabacilus. Semua sampel ini
memiliki endospora. Komponen endospora mempunyai resistan terhadap agen kimia
yang kuat pada spore coat, yang terdiri dari cross-linked keratin. Identifikasi
dapat dilakukan dengan melihat morfologi, lokasi, dan ukuran endospora.
Beberapa endospora mempunyai diameter lebih besar daripada sel, dimana sel
tersebut akan nampak menggembang pada letak endosporanya. Letak endospora yang
berbeda diantara spesies bakteri dapat digunakan untuk identifikasi. Tipe utama
diantara terminal, subterminal dan sentral. Tipe sentral atau tengah merupakan
lokasi dari sel vegetatif yang letaknya tepat di tengah. Tipe terminal memiliki
penngertian letak el vegetatif diantara ujung dan pinggir dari sel vegetatif.
Tipe subterminal berarti lokasi endosporanya diantara tengah dan pinggir dari
sel vegetatif. Endospora dapat berukuran lebih besar ataupunkecil dari sel
vegetatif yang terdiri dari lapisan protein yang terbuat dari keratin. Spora
ini memiliki resistensi yang tinggi terhadap pewarnaan, prosedur pewarnaan
dengan malakit hijau adalah dengan pemanasan. Endospora merupakan metode
pertahanan hidup yang bukan bertujuan untuk reproduksi. Contohnya Bacillus
subtilis memiliki endospora yang terletk di subterminal (pelezar 2008). Hasil
pengamatan pada endospora. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pewarnaan
bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna, subtrat, intensifikasi pewarnaan dan
penggunaan zat warna penutup. Bakteri ini tersusun atas peptidoglycan, yang
merupakan polimer dari sugars dan asam amino. Peptidoglycan yang yang ditemukan
di bakteri yang dikenal sebagai murein. Sel membentuk tembok penghalang antara
lingkungan dan bakteri sel yang berguna untuk mempertahankan bentuk sel dan
withstanding sel yang tinggi internal tekanan turgor.
Simpulan
Berdasarkan
praktikum bakteri sampel 1sampai 5 merupakan bakteri gram negatif sedangkan
sampel 4 merupakan bakteri positif. Penataan bakteri sampel 1, 2 dan 4 termasuk
diplobacilus sedangkan 3 dan 5 termasuk streptobacilus serta semua sampel 1
sampai 5 membentuk spora.
Daftar
pustaka
Pelezar,chan.
2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta
Volk, W. A.
dan Margareth F. W., 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga.
No comments:
Post a Comment